Hakekat RUH…?!

Posted: 10 Desember 2011 in Konsultasi

Penanya: Prasetyo Sandy

Assalamu’alaikum Warahmatullaah wa barakaatuh..

Salam kenal ustadz… Saya pikir agak canggung jika saya ingin sharing mengenai yang satu ini. Tentang kebathinan dan jiwa. Siapa diri kita.

Mengupas surah Al Isra ayat 85 yg artinya: “Dan mereka bertanya kpdamu tentang roh. Katakanlah roh itu termasuk urusan Tuhanku. Dan tidaklah kamu d beri pengetahuan melainkan SEDIKIT saja”

untuk pengetahuan yg diberi kpda manusia yg SEDIKIT saja itu, maka saya ingin bertukar pendapat dngan saudara.

Apa kah yang dimaksud ROH, JIWA, BATHIN, DAN NYAWA.

Afwan jiddan akhi… Mohon sharingnya…

Wassalamu’alaikum wa rahmatullaah wa barakaatuh..

Jawaban:

Waalaikum salam warohmatulloh wabarokatuh…

Pertama:

Jawabannya ada dalam ayat yang antum sebutkan, dan di sini saya akan terjemahkan salah satu tafsiran ayat tersebut:

ويسألك الكفار عن حقيقة الروح تعنتًا، فأجبهم بأن حقيقة الروح وأحوالها من الأمور التي استأثر الله بعلمها، وما أُعطيتم أنتم وجميع الناس من العلم إلا شيئًا قليلا

“Orang-orang kafir akan bertanya kepadamu -dg tujuan agar kamu salah dalam menjawabnya- tentang hakekat ruh… Maka jawablah, bahwa sesungguhnya hakekat dan keadaan ruh merupakan salah satu dari banyak hal yang hanya diketahui oleh Alloh, sedangkan kalian dan seluruh manusia tidaklah diberikan pengetahuan, melainkan hanya pengetahuan yg sedikit”. (Tafsirul Muyassar, hal 290).

Dan antara Roh, jiwa, batin, dan nyawa, itu bisa diartikan sama.

Kedua:

Usaha mencari hakekat dari RUH adalah perbuatan sia-sia, karena Alloh telah mengisyaratkan bahwa manusia tidak akan dapat mengetahui hakekat ruh dan keadaannya… Camkanlah firman-Nya: “Katakanlah: Roh itu termasuk urusan Tuhanku”

Ingatlah sudah dari dulu, orang-orang berusaha mencari hakekat RUH, tapi usaha mereka sia-sia dan tidak menghasilkan apa-apa, maka tidakkah kita mengambil pelajaran dari itu semua…

Ketiga:

Ruh merupakan sesuatu yang gaib, dan kita tidak dapat mengatakan sesuatu tentangnya, kecuali dengan nash yang shohih… Sebagaimana perkara gaib lainnya, seperti: surga, neraka, malaikat, nikmat dan siksa kubur, hari kiamat, dll.

Dan tidak ada nash shohih yang  menerangkan kepada kita tentang hakekat ruh… Yang ada hanyalah nash yang menerangkan tentang sebagian sifat-sifatnya… Berikut ini saya sebutkan beberapa sifat yang diterangkan dalam Alqur’an dan Assunnah:

  1. Ruh adalah sesuatu yang hidup dan bergerak.
  2. Ruh ada yang ditahan dan ada yang dilepas.
  3. Ruh bisa dipegang oleh tangan malaikat.
  4. Ruh dapat masuk dan keluar dari badan manusia.
  5. Ketika Ruh meninggalkan tubuh saat kematian, mata bisa mengikuti arah gerakannya.
  6. Ruh bisa senang dan sedih.
  7. Ruh ada yg bisa terbang.
  8. Ruh masuk ke tubuh janin dengan tiupan malaikat.
  9. Ruh bisa masuk surga.
  10. Ruh seorang mukmin bisa berbentuk burung yg hinggap di pohon-pohon surga.
  11. Ruh bisa mendengar.
  12. Keluarnya ruh seorang mukmin seperti mengalirnya tetesan air dari mulut kirbat (wadah air minum dari kulit).
  13. Ruh bisa dikafani oleh para malaikat.
  14. Ruh bisa menerima bau parfum, sehingga menjadi sangat wangi.
  15. Ruh bisa pergi bersama para malaikat sampai ke langit tujuh.
  16. Ruh kembali ke jasad seseorang sebelum ditanya oleh dua malaikat.
  17. Ruh bisa di ajak berbicara, dan menjawab pertanyaan.
  18. Ruh memiliki memori pengetahuan, sehingga bisa mengingat apa yang pernah dilakukannya di dunia.
  19. Ruh bisa memakai pakaian surga.
  20. Ruh bisa merasakan luas dan sempitnya kuburan.
  21. Ruh seseorang akan hidup bersama amalannya yg dijelmakan sebagai orang yang bisa menemaninya.
  22. Ruh bisa berdoa memohon kepada Alloh.
  23. Ruh punya rasa rindu kepada keluarga dan hartanya.
  24. Ruh bisa menjadi baik, dan bisa menjadi buruk, karena pengaruh amalan.
  25. Ruh bisa tercerai-berai di dalam jasad manusia.
  26. Ruh bisa tersanjung mendengar pujian malaikat yang memujinya, sebaliknya ia bisa tersakiti mendengar celaan malaikat yang mencelanya.
  27.  Ruh bisa dilemparkan dan dijatuhkan.
  28. Ruh bisa lupa dengan apa yang pernah diketahuinya.
  29. Alam ruh adalah alam gaib, sebagaimana alam malaikat dan jin.

Inilah beberapa sifat ruh yang diterangkan dalam sebagian nash-nash Alqur’an dan Assunnah… Dan bagi yang ingin mengetahui sandaran keterangan ini, maka berikut ini nash-nash yang menerangkan tentangnya:

قال تعالى: اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى [الزُّمَرِ: 42].

Alloh-lah yang memegang nyawa seseorang ketika matinya dan (Dia juga yang memengang) nyawa seseorang yang belum mati ketika tidurnya. Maka Dia tahan nyawa orang yang telah Dia tetapkan kematiannya, dan Dia lepaskan nyawa orang yang lain hingga sampai waktu yang ditentukan.

وَقَال تَعَالَى: {وَلَوْ تَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلَائِكَةُ بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنْفُسَكُمُ} [الْأَنْعَامِ: 93]

(Alangkah ngerinya) sekiranya engkau melihat saat-saat orang zholim berada dalam tekanan-tekanan sakarotul maut, sedang para malaikat bersiap menengadahkan tangannya (dg azab) seraya mengatakan: “Keluarkanlah nyawamu!”.

وَقَال تَعَالَى: {يَاأَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ – ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً – فَادْخُلِي فِي عِبَادِي وَادْخُلِي جَنَّتِي} [الفجر: 27 – 29]

Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhan-mu dg perasaan ridho dan diridhoinya, lalu masuklah ke dalam golongan hamba-hambaku (yg sholih), dan masuklah ke dalam surgaku!

قال تعالى: وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ (169) فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِمْ مِنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (170) يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ (171)

Jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang gugur di jalan Alloh itu mati, sebenarnya mereka itu hidup di sisi Tuhan-nya, (dan) mereka mendapatkan rizki (dari-Nya)… Mereka bergembira dengan karunia yang diberikan Alloh kepadanya, dan merasa senang dg orang-orang (yg berjihad) yg belum menyusul mereka, bahwa tiada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati… Mereka merasa senang dengan nikmat dan karunia dari Alloh, dan karena sesungguhnya Alloh tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.

ثُمَّ يَكُونُ فِي ذَلِكَ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ. (متفق عليه. صحيح البخاري: 3208, صحيح مسلم: 2643)

Kemudian ia menjadi segumpal daging, lalu Alloh mengutus seorang malaikat, maka ia meniupkan Ruh padanya.

وَقَالَ النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ الرُّوحَ إِذَا قُبِضَ تَبِعَهُ الْبَصَرُ. (روامسلم: 920).

Nabi -shollallohu alaihi wasallam- bersabda: “Sesungguhnya bila ruh itu dicabut, mata mengikutinya”

وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إنما نسمة المؤمن طائر في شجر الجنة حتى يبعثه الله عز وجل إلى جسده يوم القيامة. (رواه النسائي: 2073, وابن ماجه: 4271، وصححه الألباني).

Nabi -shollallohu alaihi wasallam- juga bersabda: “Sesungguhnya nyawa seorang mukmin itu berbentuk burung di pohon surga, hingga nantinya pada hari kiamat dikembalikan lagi ke jasadnya”. (HR. Annasa’i: 2073, dan Ibnu Majah: 4271, dan dishohihkan oleh Syeikh Albani).

عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ، قَالَ: خَرَجْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فِي جِنَازَةِ رَجُلٍ مِنَ الْأَنْصَارِ، فَانْتَهَيْنَا إِلَى الْقَبْرِ، وَلَمَّا يُلْحَدْ، فَجَلَسَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَجَلَسْنَا حَوْلَهُ، كَأَنَّ عَلَى رُءُوسِنَا الطَّيْرَ، وَفِي يَدِهِ عُودٌ يَنْكُتُ فِي الْأَرْضِ، فَرَفَعَ رَأْسَهُ، فَقَالَ: “اسْتَعِيذُوا بِاللهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ مَرَّتَيْنِ، أَوْ ثَلَاثًا”.

ثُمَّ قَالَ: ” إِنَّ الْعَبْدَ الْمُؤْمِنَ إِذَا كَانَ فِي انْقِطَاعٍ مِنَ الدُّنْيَا وَإِقْبَالٍ مِنَ الْآخِرَةِ، نَزَلَ إِلَيْهِ مَلَائِكَةٌ مِنَ السَّمَاءِ بِيضُ الْوُجُوهِ، كَأَنَّ وُجُوهَهُمُ الشَّمْسُ، مَعَهُمْ كَفَنٌ مِنْ أَكْفَانِ الْجَنَّةِ، وَحَنُوطٌ مِنْ حَنُوطِ الْجَنَّةِ، حَتَّى يَجْلِسُوا مِنْهُ مَدَّ الْبَصَرِ، ثُمَّ يَجِيءُ مَلَكُ الْمَوْتِ، عَلَيْهِ السَّلَامُ، حَتَّى يَجْلِسَ عِنْدَ رَأْسِهِ، فَيَقُولُ: أَيَّتُهَا النَّفْسُ الطَّيِّبَةُ، اخْرُجِي إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنَ اللهِ وَرِضْوَانٍ “.

قَالَ: ” فَتَخْرُجُ تَسِيلُ كَمَا تَسِيلُ الْقَطْرَةُ مِنْ فِي السِّقَاءِ، فَيَأْخُذُهَا، فَإِذَا أَخَذَهَا لَمْ يَدَعُوهَا فِي يَدِهِ طَرْفَةَ عَيْنٍ حَتَّى يَأْخُذُوهَا، فَيَجْعَلُوهَا فِي ذَلِكَ الْكَفَنِ، وَفِي ذَلِكَ الْحَنُوطِ، وَيَخْرُجُ مِنْهَا كَأَطْيَبِ نَفْحَةِ مِسْكٍ وُجِدَتْ عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ ”

قَالَ: ” فَيَصْعَدُونَ بِهَا، فَلَا يَمُرُّونَ، يَعْنِي بِهَا، عَلَى مَلَإٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ، إِلَّا قَالُوا: مَا هَذَا الرُّوحُ الطَّيِّبُ؟ فَيَقُولُونَ: فُلَانُ بْنُ فُلَانٍ، بِأَحْسَنِ أَسْمَائِهِ الَّتِي كَانُوا يُسَمُّونَهُ بِهَا فِي الدُّنْيَا، حَتَّى يَنْتَهُوا بِهَا إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا، فَيَسْتَفْتِحُونَ لَهُ، فَيُفْتَحُ لَهُمْ فَيُشَيِّعُهُ مِنْ كُلِّ سَمَاءٍ مُقَرَّبُوهَا إِلَى السَّمَاءِ الَّتِي تَلِيهَا، حَتَّى يُنْتَهَى بِهِ إِلَى السَّمَاءِ السَّابِعَةِ، فَيَقُولُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: اكْتُبُوا كِتَابَ عَبْدِي فِي عِلِّيِّينَ، وَأَعِيدُوهُ إِلَى الْأَرْضِ، فَإِنِّي مِنْهَا خَلَقْتُهُمْ، وَفِيهَا أُعِيدُهُمْ، وَمِنْهَا أُخْرِجُهُمْ تَارَةً أُخْرَى “.

قَالَ: ” فَتُعَادُ رُوحُهُ فِي جَسَدِهِ، فَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ، فَيُجْلِسَانِهِ، فَيَقُولَانِ لَهُ: مَنْ رَبُّكَ؟ فَيَقُولُ: رَبِّيَ اللهُ، فَيَقُولَانِ لَهُ: مَا دِينُكَ؟ فَيَقُولُ: دِينِيَ الْإِسْلَامُ، فَيَقُولَانِ لَهُ: مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ؟ فَيَقُولُ: هُوَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَيَقُولَانِ لَهُ: وَمَا عِلْمُكَ؟ فَيَقُولُ: قَرَأْتُ كِتَابَ اللهِ، فَآمَنْتُ بِهِ وَصَدَّقْتُ، فَيُنَادِي مُنَادٍ فِي السَّمَاءِ: أَنْ صَدَقَ عَبْدِي، فَأَفْرِشُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ، وَأَلْبِسُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ، وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى الْجَنَّةِ “.

قَالَ: ” فَيَأْتِيهِ مِنْ رَوْحِهَا، وَطِيبِهَا، وَيُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ مَدَّ بَصَرِهِ “.

قَالَ: ” وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ حَسَنُ الْوَجْهِ، حَسَنُ الثِّيَابِ، طَيِّبُ الرِّيحِ، فَيَقُولُ: أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُرُّكَ، هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ، فَيَقُولُ لَهُ: مَنْ أَنْتَ؟ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالْخَيْرِ، فَيَقُولُ: أَنَا عَمَلُكَ الصَّالِحُ، فَيَقُولُ: رَبِّ أَقِمِ السَّاعَةَ حَتَّى أَرْجِعَ إِلَى أَهْلِي، وَمَالِي “.

قَالَ: ” وَإِنَّ الْعَبْدَ الْكَافِرَ إِذَا كَانَ فِي انْقِطَاعٍ مِنَ الدُّنْيَا وَإِقْبَالٍ مِنَ الْآخِرَةِ، نَزَلَ إِلَيْهِ مِنَ السَّمَاءِ مَلَائِكَةٌ سُودُ الْوُجُوهِ، مَعَهُمُ الْمُسُوحُ، فَيَجْلِسُونَ مِنْهُ مَدَّ الْبَصَرِ، ثُمَّ يَجِيءُ مَلَكُ الْمَوْتِ، حَتَّى يَجْلِسَ عِنْدَ رَأْسِهِ، فَيَقُولُ: أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْخَبِيثَةُ، اخْرُجِي إِلَى سَخَطٍ مِنَ اللهِ وَغَضَبٍ “.

قَالَ: ” فَتُفَرَّقُ فِي جَسَدِهِ، فَيَنْتَزِعُهَا كَمَا يُنْتَزَعُ السَّفُّودُ مِنَ الصُّوفِ الْمَبْلُولِ، فَيَأْخُذُهَا، فَإِذَا أَخَذَهَا لَمْ يَدَعُوهَا فِي يَدِهِ طَرْفَةَ عَيْنٍ حَتَّى يَجْعَلُوهَا فِي تِلْكَ الْمُسُوحِ، وَيَخْرُجُ مِنْهَا كَأَنْتَنِ رِيحِ جِيفَةٍ وُجِدَتْ عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ، فَيَصْعَدُونَ بِهَا، فَلَا يَمُرُّونَ بِهَا عَلَى مَلَأٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ، إِلَّا قَالُوا: مَا هَذَا الرُّوحُ الْخَبِيثُ؟ فَيَقُولُونَ: فُلَانُ بْنُ فُلَانٍ بِأَقْبَحِ أَسْمَائِهِ الَّتِي كَانَ يُسَمَّى بِهَا فِي الدُّنْيَا، حَتَّى يُنْتَهَى بِهِ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا، فَيُسْتَفْتَحُ لَهُ، فَلَا يُفْتَحُ لَهُ “، ثُمَّ قَرَأَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ} [الأعراف: 40] فَيَقُولُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: ” اكْتُبُوا كِتَابَهُ فِي سِجِّينٍ فِي الْأَرْضِ السُّفْلَى، فَتُطْرَحُ رُوحُهُ طَرْحًا “. ثُمَّ قَرَأَ: {وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللهِ، فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ} [الحج: 31] ” فَتُعَادُ رُوحُهُ فِي جَسَدِهِ.

وَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ، فَيُجْلِسَانِهِ، فَيَقُولَانِ لَهُ: مَنْ رَبُّكَ؟ فَيَقُولُ: هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي، فَيَقُولَانِ لَهُ: مَا دِينُكَ؟ فَيَقُولُ: هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي، فَيَقُولَانِ لَهُ: مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ؟ فَيَقُولُ: هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي، فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ أَنْ كَذَبَ، فَافْرِشُوا لَهُ مِنَ النَّارِ، وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى النَّارِ، فَيَأْتِيهِ مِنْ حَرِّهَا، وَسَمُومِهَا، وَيُضَيَّقُ عَلَيْهِ قَبْرُهُ حَتَّى تَخْتَلِفَ فِيهِ أَضْلَاعُهُ.

وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ قَبِيحُ الْوَجْهِ، قَبِيحُ الثِّيَابِ، مُنْتِنُ الرِّيحِ، فَيَقُولُ: أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُوءُكَ، هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ، فَيَقُولُ: مَنْ أَنْتَ؟ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالشَّرِّ، فَيَقُولُ: أَنَا عَمَلُكَ الْخَبِيثُ، فَيَقُولُ: رَبِّ لَا تُقِمِ السَّاعَةَ ” (مسند أحمد 30/499, حديث 18534)

Baro’ bin Azib mengatakan:

Kami pernah berangkat bersama Nabi -shollallohu alaihi wasallam- mengiring jenazahnya seseorang dari Kaum Anshor, dan sampailah kami di pemakaman sebelum kuburan selesai digali. Maka beliau pun duduk, dan kami duduk di sekeliling beliau (dengan sangat hikmat) -hingga seakan-akan ada burung yg hinggap tenang di kepala kami-, sedang tangan beliau membawa dahan yang beliau pukulkan ke tanah. Beliau kemudian menengadahkan kepalanya dan mengatakan: “Mintalah perlindungan kepada Alloh dari siksa kubur! (beliau mengucapkannya dua atau tiga kali).

Lalu beliau mengatakan lagi: “Sesungguhnya seorang hamba yg mukmin, bila telah meninggalkan dunia dan pergi menuju akhirat, maka turunlah rombongan malaikat dari langit dg wajah yg putih, seakan wajah mereka adalah matahari. Mereka membawa sebuah kafan dan parfum dari surga, hingga mereka semua duduk di sisinya (yang banyaknya) hingga sejauh mata memandang. Kemudian malaikat maut -alaihissalam- datang hingga duduk di sisi kepalanya dan mengatakan: ‘Wahai jiwa yang baik, keluarlah untuk menyambut ampunan dan keridhoan Alloh!’…

Lantas ruh itu pun mengalir keluar, seperti mengalirnya tetesan air dari mulut kirbat (wadah air dari kulit), lalu malaikat maut itu mengambilnya…

Ketika ia telah mengambilnya, para malaikat yang lain tidak membiarkannya tetap dalam tangannya meski hanya sekejap, mereka langsung mengambilnya dan meletakkannya  dalam kafan dan parfum tersebut, sehingga ruh itu baunya seperti minyak wangi paling harum yang ada di muka bumi…

Malaikat tersebut lantas membawa naik ruh tersebut, hingga tidaklah mereka melewati sekawanan malaikat melainkan mereka bertanya-tanya:  “Ruh siapakah yang wangi ini”?… Para malaikat (yang membawa ruh tersebut) menjawab: “ini ruhnya si A anak si B, dan mereka menyebutnya dengan sebutan terbaik yang dipergunakan orang-orang ketika di dunia. (Begitu terus), hingga mereka sampai ke langit dunia, mereka meminta dibukakan, dan langsung dibukakan… Selanjutnya setiap penjaga langit tersebut, mengantarkan mereka hingga ke langit berikutnya, hingga sampai ke langit ke tujuh… Lantas Alloh azza wajall menitahkan: “Tulislah catatan hamba-ku di ‘illiyyin dan kembalikanlah ia ke bumi, karena daripadanyalah Aku ciptakan mereka, dan ke dalamnyalah aku kembalikan mereka, serta daripadanya aku akan bangkitkan mereka lagi.

Lantas roh itu dikembalikan lagi ke jasadnya, kemudian dua malaikat mendatangi dan mendudukkannya, lalu menanyakan: “Siapa Tuhan-mu?”. Ia menjawab: “Tuhan-ku Alloh”.

Keduanya bertanya lagi: “Apa Agamamu?”. Ia menjawab:  “Agamaku Islam”.

Keduanya bertanya lagi: “Siapakah lelaki yang diutus kepada kalian itu?”. Ia menjawab: “Dia adalah utusan Alloh -shollallohu alaihi wasallam-“.

Keduanya bertanya lagi: “Apa ilmu yang kau pelajari?”. Ia menjawab: “Aku membaca kitabulloh, aku mengimaninya, dan aku membenarkannya”.

Kemudian ada penyeru dari langit mengatakan: “Hambaku benar, maka hamparkanlah hamparan dari surga, pakaikanlah untuknya pakaian surga, dan bukakanlah baginya pintu menuju surga!”… Maka datanglah kepadanya angin sepoi-sepoi dan bau harumnya surga, diluaskan kuburannya sejauh mata memandang.

Lalu ia didatangi oleh laki-laki berwajah tampan, pakainya indah, dan wanginya semerbak… Laki-laki itu mengatakan kepadanya: “Bergembiralah dg kabar yang menggembirakanmu, inilah hari yg dijanjikan untukmu!”

Hamba itu bertanya: “Siapakah kamu? Wajahmu adalah wajah yang mendatangkan kebaikan”. Ia menjawab: “Aku adalah amal sholehmu”.

Hamba itu lalu mengatakan: “Wahai Tuhan-ku, segerakanlah kiamat, sehingga aku bisa kembali bersama kelurga dan hartaku!”.

Adapun seorang hamba yang kafir, bila telah meninggalkan dunia dan pergi menuju akhirat, maka turunlah rombongan malaikat dari langit dg wajah yg hitam. Mereka membawa sebuah kafan, hingga mereka semua duduk di sisinya (yang banyaknya) hingga sejauh mata memandang. Kemudian malaikat maut –alaihissalam– datang hingga duduk di sisi kepalanya dan mengatakan: ‘Wahai jiwa yang buruk, keluarlah untuk menyambut kemurkaan dan kemarahan Alloh!’…

Lantas ruh itu pun tercerai-berai dalam jasadnya, lalu malaikat maut itu mencabutnya sebagaimana mencabut saffud (besi untuk menyate daging dg lengkungan di ujung) dari kulit berbulu yang basah… Ketika ia telah mengambilnya, para malaikat yang lain tidak membiarkannya tetap dalam tangannya meski hanya sekejap, mereka langsung mengambilnya dan meletakkannya  dalam kafan tersebut, sehingga ruh itu keluar dg bau bangkai yg paling busuk yang ada di muka bumi…

Malaikat tersebut lantas membawa naik ruh tersebut, hingga tidaklah mereka melewati sekawanan malaikat melainkan mereka bertanya-tanya:  “Ruh siapakah yang busuk ini”?… Para malaikat (yang membawa ruh tersebut) menjawab: “ini ruhnya si A anak si B, dan mereka menyebutnya dengan sebutan terburuk yang dipergunakan orang-orang ketika di dunia. (Begitu terus), hingga mereka sampai ke langit dunia, mereka meminta dibukakan, namun tidak dibukakan… Kemudian Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- membaca ayat (yang artinya): “Pintu-pintu langit itu tidak dibukakan untuk mereka, dan mereka tidak akan masuk surga sehingga unta bisa masuk ke lubang jarum”.

Lantas Alloh azza wajall menitahkan: “Tulislah catatan hamba-ku di sijjin di bumi paling rendah!”… Maka ruh tersebut di lemparkan dengan lemparan yang kuat, kemudian Beliau membaca ayat (yang artinya): “Barangsiapa yang menyekutukan Alloh, maka ia seperti terjatuh dari langit lalu disambar oleh burung atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh”.

Lantas roh itu dikembalikan lagi ke jasadnya, kemudian dua malaikat mendatangi dan mendudukkannya, lalu menanyakan: “Siapa Tuhan-mu?”. Ia menjawab: “E.. e… aku tidak tahu”.

Keduanya bertanya lagi: “Apa Agamamu?”. Ia menjawab:  “E.. e… aku tidak tahu”.

Keduanya bertanya lagi: “Siapakah lelaki yang diutus kepada kalian itu?”. Ia menjawab: “E.. e… aku tidak tahu”.

Kemudian ada penyeru dari langit mengatakan: “Ia salah, maka hamparkanlah hamparan dari neraka, dan bukakanlah baginya pintu menuju Neraka!”… Maka datanglah kepadanya angin dan panasnya Neraka, dan disempitkan kuburannya hingga remuk tulang-tulangnya.

Lalu ia didatangi oleh laki-laki berwajah seram, pakainya lusuh, dan baunya busuk… Laki-laki itu mengatakan kepadanya: “Bergembiralah dg kabar yg menyusahkanmu, inilah hari yg dijanjikan untukmu!”

Ia bertanya: “Siapakah kamu? Wajahmu adalah wajah yang mendatangkan keburukan”. Ia menjawab: “Aku adalah amal burukmu”.

Ia lalu mengatakan: “Wahai Tuhan-ku, janganlah Engkau segerakan kiamatnya!”. (HR. Ahmad, no hadits: 18534. Muhaqqiq Musnad mengatakan: “Sanadnya shohih, perawinya adalah perowi kitab shohih).

Sekian… Wallohu ta’ala a’lam… Apa yang benar dalam tulisan ini adalah dari Alloh… Dan apa yang salah dari tulisan ini, maka itu semua bersumber dari keterbatasan ilmu penulis dan dari setan…

Wa subhaanakallohumma wa bihamdika, asyhadu allaa ilaaha illaa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik…

Madinah, 15 Muharrom 1433 H / 10 Desember 2011 M.

Komentar
  1. frsyah berkata:

    like ????/

  2. ibnu berkata:

    Assalamu alaikum,

    Jazaakumullaahu khairan atas sharing ilmunya, semoga ilmu antum berbarokah.

  3. Umar Halim Lubis berkata:

    Assalamu alaikum,

    Jazaakumullaahu khairan, izin untuk print agar bisa dibaca oleh keluarga

    • addariny berkata:

      waalaikum salam warohmatulloh… silahkan disebarkan, walaupun tanpa menyertakan nama ataupun sumber…

  4. udzay berkata:

    jazakumullahu khairan..

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s