Qobliyah Shubuh saat Iqomat

Posted: 4 Juni 2012 in Konsultasi

Pertanyaan:

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Saya pernah mendengar bahwa Rasul –shollallohu alaihi wasallam- tidak pernah meninggalkan shalat  2 rakaat qabliyah shubuh… Bagaimana menjalankan sunnah ini, bila saya telat datang ke masjid, sehingga mu’adzin mengumandangkan iqamat?!

Syukran.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jawaban:

Alhamdulillah was sholatu was salamu ala rosulillah wa ala aalihi wa shohbihi wa maw waalaah…

Pertama: Memang benar, beliau tidak pernah meninggalkan sholat sunat 2 rokaat sebelum shubuh, sebagaimana diceritakan oleh Ibunda kita Aisyah –rodhiallohu anha-: bahwa Nabi -shollallohu alaihi wasallam- tidak pernah meninggalkan sholat sunnah dua rokaat sebelum (sholat) fajar. (dishohihkan oleh Syeikh Albani dalam silsilah shohihah 7/527)

Kedua: Bila telat datang masjid dan iqomat sedang dikumandangkan, maka antum harus langsung sholat shubuh bersama imam, dan tidak boleh menjalankan sholat qobliyah saat iqomat sudah dikumandangkan… sebagaimana sabda Nabi -shollallohu alaihi wasallam-:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا أُقِيمَتْ الصَّلَاةُ فَلَا صَلَاةَ إِلَّا الْمَكْتُوبَةُ

Dari Abu Huroiroh, bahwa Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- bersabda: “Bila telah dikumandangkan Iqomat, maka tidak (boleh) ada sholat, kecuali sholat yang diwajibkan”.(HR. Muslim: 1160)

عن ابن بحينة قال: أقيمت صلاة الصبح، فرأى رسول الله صلى الله عليه وسلم رجلا يصلي والمؤذن يقيم، فقال: أتصلي الصبح أربعا؟

Ibnu Buhainah mengatakan: (Suatu hari) dikumandangkan Iqomat untuk sholat subuh, lalu Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- melihat seseorang sholat padahal mu’adzin sedang mengumandangkan iqomat, maka beliau mengatakan: “Apakah kamu sholat subuh empat rokaat?!” (HR. Muslim: 1163 )

وعنه أيضا قال: أن رسول الله صلى الله عليه وسلم مر برجل يصلي وقد أقيمت صلاة الصبح، فكلمه بشيء لا ندري ما هو؟ فلما انصرفنا أحطناه نقول: ماذا قال لك رسول الله صلى الله عليه وسلم؟ قال: قال لي: يوشك أن يصلي أحدكم الصبح أربعا؟

Diriwayatkan dari Ibnu Buhainah juga: bahwa Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- melewati seseorang sedang sholat, padahal iqomat sholat shubuh telah dikumandangkan, maka beliaupun mengatakan kepadanya sesuatu yg tidak ku ketahui. Lalu ketika kami selesai, kami berusaha mencari tahu, kami mengatakan: apa yg dikatakan Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- kepadamu? dia menjawab: “Hampir saja salah seorang dari kalian sholat shubuh 4 rekaat”. (HR. Muslim: 1162)

Kedua: Sebaiknya antum meng-qodho’ sholat qobliyah shubuhnya setelah itu… sebagaimana pernah terjadi di zaman Rosululloh –shollallohu alaihi wasallam-:

عَنْ قَيْسٍ قَالَ: خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأُقِيمَتِ الصَّلَاةُ، فَصَلَّيْتُ مَعَهُ الصُّبْحَ، ثُمَّ انْصَرَفَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوَجَدَنِي أُصَلِّي، فَقَالَ: «مَهْلًا يَا قَيْسُ، أَصَلَاتَانِ مَعًا»، قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي لَمْ أَكُنْ رَكَعْتُ رَكْعَتَيِ الفَجْرِ، قَالَ: «فَلَا إِذَنْ» رواه الترمذي وصححه الألباني

Qois mengatakan: Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- pernah (suatu ketika) keluar, lalu dikumandangkanlah iqomat sholat, maka aku pun sholat shubuh bersamanya, kemudian beliau beranjak pergi dan mendapatiku akan sholat, beliau mengatakan: “Sebentar wahai qois, apakah dua sholat bersamaan?!”, aku pun mengatakan: Ya rosulalloh, sebenarnya aku belum sholat dua rekaat qobliyah fajar, maka beliau mengatakan: “Jika demikian, maka tidak apa-apa” (HR. Tirmidzi: 387, dan dishohihkan oleh Syeikh Albani)

Ketiga: Meng-qodho sholat sunat yang waktunya tertentu, dibolehkan bila tertinggalnya sholat sunat tersebut tidak disengaja. Karena meng-qodlo adalah keringanan bagi mereka yang punya udzur, dan orang yg meninggalkan dengan sengaja, tidak memiliki udzur. wallohu a’lam.

Dalil dari pembedaan ini adalah sabda Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam-:

من نام عن الوتر أو نسيه فليصل إذا ذكر وإذا استيقظ

Barangsiapa ketiduran atau lupa sehingga tidak sholat witir, maka hendaklah ia sholat witir, ketika ia ingat atau ketika ia bangun (HR. Tirmidzi: 427 dan yg lainnya… dishohihkan oleh Syeikh Albani)

ٌقال ابن رجب:وفي تقييد الأمر بالقضاء لمن نام أو نسيه يدل على أن العامد بخلاف ذلك، وهذا متوجه؛ فإن العامد قد رغب عن هذه السنة وفوتها في وقتها عمداً، فلا سبيل لهُ بعد ذَلِكَ إلى استدراكها، بخلاف النائم والناسي

Ibnu Rojab mengatakan: adanya taqyid dalam perintah qodlo’ itu (yakni); “bagi orang yang tidur atau lupa”, menunjukkan bahwa orang yang sengaja (meninggalkan), hukumnya lain, dan ini benar, karena orang yang sengaja (meninggalkan), itu tidak menyukai sholat sunnah ini, dan telah meninggalkannya pada waktunya dengan sengaja, sehingga tidak ada jalan lagi baginya untuk mendapatkannya, berbeda dengan orang yang tidur atau lupa. (Fathul Bari 9/160)

Sekian, semoga bermanfaat…

wa shollallohu ala nabiyyillah ala aalihi wa shohbihi wa maw waalaah… walhamdulillah.

Daren, 4 Juni, 2012

Tinggalkan komentar