Orang asing bukanlah orang yg merantau ke negeri syam atau yaman
Tp orang asing adl, org yg merantau ke kuburnya bersama kain kafan
Sungguh si perantau punya hak yang harus dipenuhi
Oleh tuan rumah yang daerahnya sedang dilalui
— —
Janganlah kau hardik orang asing ketika sedang dalam perantauan
Karena masa telah menghardiknya dg kehinaan dan banyak cobaan
Perantauanku jauh… padahal bekalku tidak mencukupi
Kekuatanku semakin rapuh… sedang mati terus meminta diri
— —
Aku tentu punya banyak sisa dosa, yang aku tak mengetahuinya
Dosa saat sendiri, maupun saat bersama, tapi Alloh pasti mengetahuinya
Betapa sayangnya Alloh padaku… krn telah menangguhkan hukuman-Nya
Bahkan Dia tetap menutupi dosaku… meski aku terus melakukannya
— —
Hari-hariku terus berjalan
Tanpa penyesalan, tangisan, ketakutan, ataupun kesedihan
Akulah orang yang biasa menutup pintu
Untuk giat dalam maksiat, padahal Mata Alloh selalu mengawasiku
— —
Salah sudah tercatat, dalam kelalaian yang telah lewat
Dan sekarang, tinggal penyesalan di hati yg terus menyayat-nyayat
Biarkanlah ku ratapi dan ku ajak diriku
untuk muhasabah dan prihatin dalam sisa masa hidupku
— —
Wahai orang yang selalu menghinaku, tinggalkan hinaanmu!
karena jika kau tahu keadaanku, tentu kau takkan melakukan itu
Biarkanlah ku usap linangan air mata, yang tak mau berhenti ini
Maka adakah tetesan air mata ini, dapat menyelamatkan diri?!
— —
Dan seakan-akan aku sekarang
tergeletak tak berdaya diatas ranjang
di hadapan seluruh sanak keluarga
yang membolak-balikkan tubuhku dengan tangan mereka
— —
Lalu berkumpullah di sekelilingku, orang yang meratapiku
menangisiku, memanggil namaku, dan menyesali keadaanku
Mereka telah mendatangkan tabib untuk mengobatiku
Tapi aku yakin, saat ini ia takkan mampu menyembuhkanku
— —
Selanjutnya nafasku semakin tak karuan
Ajal mulai merenggutku, dr setiap urat nadi, dg tanpa keramahan & kehalusan
Kemudian ruhku keluar dari jasadku yang meronta
Hingga ludahku saat itu menjadi pahit rasa
— —
Mereka pun menutup mataku
Lalu pergi membeli kafan setelah putus asa atas kesembuhanku
Orang yang dulunya paling ku kasihi
Segera mencari pemandi mayat yang mau menghampiri
— —
Dia mengatakan: Wahai kaumku, kami ingin pemandi mayat yg lihai
merdeka, ahli syair, cerdas, mengerti, dan pandai
Akhirnya datanglah seorang dari mereka menghampiriku
ia melepas pakaianku, menelanjangiku, dan menyendirikanku
— —
Dengan terlentang di gerabah, ia membiarkanku
sedang pancuran air yang akan membersihkan ada di atasku
Ia pun mengucurkan air dari atasku, dan membilasku dengan tiga bilasan
Setelah itu, ia meminta orang-orang agar mendatangkan kain kafan
— —
Orang-orang itu memakaikan padaku pakaian yang tanpa saku
Dan jadilah bekalku hanya parfum kematian, saat mereka memarfumiku
Mereka kini telah mengeluarkanku dari dunia… Duhai malangnya aku
Sebagai seorang perantau tanpa bekal yang dapat mengantarkanku
— —
Mulailah 4 lelaki mengangkat jasadku di atas pundak
Dan di belakangku terlihat para pelayat yang mengarak
Mereka lalu meletakkanku di mihrob depan
Lalu ke belakang imam untuk sholat & mengucapkan kata perpisahan
— —
Mereka menyolatiku, dg sholat yg tanpa ada ruku’ dan sujudnya
Dengan iringan doa semoga Alloh mencurahkan padaku rahmat-Nya
(Sampai di kuburan), mereka menurunkanku ke liang lahat dg perlahan
Dan mulailah salah satu dari mereka menguburkan
— —
Dia membuka kain yg menutupi wajahku untuk melihatku
Hingga mengucur dr kedua matanya, air yg mampu menenggelamkanku
Ia lalu berdiri dg penuh hormat… Dan dengan tekad yang bulat…
ia menata bata di atasku… lalu beranjak meninggalkanku…
— —
Ia mengatakan: “Uruklah dia dengan tanah kuburan
Dan raihlah pahala kebaikan dari Ar-Rohman, yg memiliki banyak pemberian!
Di liang kubur yang gelap itu, tak ada bapak yang penyayang
Tak ada ibu, atau pun saudara yang dapat membuatmu senang
— —
(Stlh itu) datanglah sosok yg membuatku gemetar, saat mata ini menatapnya
Karena tampang yang sangat menakutkan orang yg melihatnya
Itulah malaikat Munkar dan Nakir… Apa yg akan ku katakan pada mereka?!
Di saat mereka benar-benar telah membuatku sangat takut dan kaget tiada tara
— —
Mereka mulai mendudukkanku, dan mengintrogasiku
Sungguh ya Tuhan, tiada seorang pun selain Engkau yg dpt menyelamatkanku
Maka berikanlah maaf-Mu padaku, wahai Harapanku
Sungguh aku sekarang terjerat & tergadai oleh dosa-dosaku
— —
Adapun keluargaku… setelah pulang, mereka membagi-bagi hartaku
Di lain sisi, dosa-dosaku menjadi semakin terasa berat di pundakku
Sedang istriku… ia mencari suami lain yang menjadi pengganti sepeninggalku
Lalu menyerahkan kekuasaan harta & rumah padanya (yg dulunya adlh milikku)
— —
Adapun anakku… mereka berubah menjadi budaknya yg harus melayaninya
Sedang hartaku… sekarang semuanya menjadi halal & barang gratis utk mereka
Oleh karena itu, janganlah engkau terkecoh dengan dunia & perhiasannya!
Lihatlah apa yang diperbuatnya kepada tempat tinggal dan keluarganya
— —
Lihatlah orang yang berhasil mengumpulkan dunia seisinya
Apakah ia akan pergi dari dunia dg selain hanuth & kafannya?!
Bersikaplah qona’ah dan rela terhadap dunia!
walau kau hanya memiliki badan yang sehat (dan hidup sederhana)
— —
Wahai penanam kebaikan… pasti kau nanti akan memanen buahnya
Wahai penanam keburukan… pasti kau akan dimintai tanggung jawabnya
Wahai jiwa ini, berhentilah menjalani maksiatmu
Dan mulailah beramal yang baik, semoga Alloh merahmatimu
Wahai jiwa ini, segeralah bertaubat dan lakukanlah kebaikan
Semoga engkau raih balasan kebaikan, saat melewati kematian
— —
Semoga sholawat tercurahkan kepada Nabi dan Penghulu pilihan
Selama kilat masih menerangi negeri Syam dan dataran Yaman
Segala puji bg Alloh, yg ketika pagi & sore selalu memberi kita kebaikan
Juga maaf, ke-ihsan-an, dan banyak lagi pemberian
— —
Alih bahasa oleh: Addariny, di Madinah, 21 /11/1430 H
Untaian kata diatas adalah tarjamahan syair milik Zainal Abidin -rohimahulloh- berikut kami sertakan naskah aslinya
لَيْس الغرِِيبُ غرِيبَ الشَّامِ وَاليمنِ إنَّ الغَريب غَريبُ اللحْد والكَفَنِ
إنَّ الغريبَ لَهُ حَق لِغُربَتِهِ علَى المُقِيمينَ فى الأوْطَانِ والسَّكَنِ
لا تنهرنّ غريباً حال غربته الدهر ينهره بالذل والمحن
سفْرى بعيدٌ وزادى لن يبلغني وقوتي ضعفت والموت يطلبني
ولي بقايا ذنوب لست أعلمها الله يعلمها في السر والعلن
ما أحلم الله عني حيث أمهلني وقد تماديت فى ذنبي ويسترني
تمر ساعات أيامي بلا ندم ولا بكاء ولا خوف ولا حزن
أنا الذى أغلق الأبواب مجتهدا على المعاصي وعين الله تنظرني
يا زلة كُتبت في غفلة ذهبت يا حسرة بقيت في القلب تُحرِقني
دعني أنوح على نفسي وأندبها وأقطع الدهر بالتذكير والحزن
دع عنك عذلي يا من كان يعذلني لو كنت تعلم ما بي كنت تعذرني
دعني أسِحّ دموعا لا انقطاع لها فهل عسى عبرة منها تخلصني
كأنني بين كل الأهل منطرحا على الفراش وأيديهم تقلبني
وقد تجمع حولي من ينوح ومن يبكي عَلَيّ وينعاني ويندبني
وقد أتوا بطبيب كي يعالجني ولم أرى الطب هذا اليومَ ينفعني
واشتد نزعي وصار الموت يجذبها من كل عرق بلا رفق ولا وهن
واستخرج الروح مني في تغرغرها وصار ريقي مريراً حين غرغرني
وغمضوني وراح الكل وانصرفوا بعد الإياس وجدوا في شرا الكفن
وقام من كان حِبَّ الناس في عجل نحو المغسل يأتيني يغسلني
وقال يا قومُ نبغي غاسلاً حذقاً حراً أديباً أريباً عارفاً فطن
فجاءني رجل منهم فجردني من الثياب وأعراني وأفردني
وأودعوني على الألواح منطرخا وصار فوقي خرير الماء يُنظِفُني
وأسكب الماء من فوقي وغسلني غسلا ثلاثا ونادى القومَ بالكفن
وألبسوني ثياباً لا كمام لها وصار زادي حنوطي حين حنطني
وأخرجوني من الدنيا فوا أسفاه على رحيل بلا زاد يبلغني
وحملوني على الأكتاف أربعة من الرجال وخلفي من يشيعني
وقدموني إلى المحراب وانصرفوا خلف الامام فصلى ثم ودعني
صلوا عليّ صلاة لا ركوع لها ولا سجود لعل الله يرحمني
وأنزلوني إلى قبري على مَهَل وقدموا واحدا منهم يلحدني
وكشّف الثوب عن وجهي لينظرني وأسبل الدمع من عينيه أغرقني
فقام محترما بالعزم مشتملاً وصفّف اللَبْن من فوقي وفارقني
وقال هُلُّوا عليه الترب واغنتموا حسن الثواب من الرحمن ذي المنن
فى ظلمة القبر لا أمٌّ هناك ولا أب شفيق ولا أخ يؤنسني
وهالني صورة فى العين إذ نظرت من هول مطلع ما قد كان أدهشني
من منكر ونكير ما أقول لهم قد هالني أمرهم جداً فأفزعني
وأقعدوني وجدوا في سؤالهم مالي سواك إلهي من يخلصني
فامنن عليّ بعفوٍ منك يا أملي فإنني موثق بالذنب مرتَهَن
تقاسم الأهل مالي بعدما انصرفوا وصار وزري على ظهري فأثقلني
واستبدلت زوجتي بعلاً لها بعدني وحكمته على الأموال والسكن
وصيرت ولدي عبداً ليخدمها وصار مالي لهم حلاّ بلا ثمن
فلا تغرنك الدنيا وزينتها وانظر إلى فعلها في الأهل والوطن
وانظر إلى من حوى الدنيا بأجمعها هل راح منها بغير الحنط والكفن
خذ القناعة من دنياك وارض بها لو لم يكن لك إلا راحة البدن
يا زارع الخير تحصد بعده ثمراً يا زارع الشر موقوف على الوهن
يا نفس كفي عن العصيان واكتسبي فعلا جميلا لعل الله يرحمني
يا نفس ويحك توبي واعملي حسنا عسى تجازَيْن بعد الموت بالحسن
ثم الصلاة على المختار سيدنا ما وضَّأَ البرق فى شام وفي يمن
والحمد لله ممسينا ومصبحنا بالخير والعفو والإحسان والمنن
ahsanta
ya akhy..
salam kenal
Assalammu’alaikum,subhanallah,syairnya bagus sekali,begitu terasa menyentuh
Perantauanku jauh… padahal bekalku tidak mencukupi
Kekuatanku semakin rapuh… sedang mati terus meminta diri
Biarkanlah ku ratapi dan ku ajak diriku
untuk muhasabah dan prihatin dalam sisa masa hidupku……..
terus berkarya ya…, ana 49 thn,sedih bgt baru saja mengenal manhaj salaf,itupun cuma liat blog2 dan dengar radio Rodja & radio muslim,dilingkungan ana cuma beberapa org itupun menarik diri dr masyarakat kebanyakan,alhamdulillah ana menemukan blog antum sangat bermanfaat bgt, jazakallahu khoir
Waalaikum salam warohmatulloh… Itulah syairnya ulama salaf… maknanya yang padat dan dalam masih terasa meski tarjamahannya pas-pasan…
syukron atas motivasinya… Alhamdulillah anti telah mengenal manhaj salaf, manhaj ahlus sunnah wal jama’ah… semoga anti bisa terus meningkat keilmuannya dan terus istiqomah di dalamnya hingga akhir perantauan… syukron atas kunjungannya, wassalam…
ana izin copy ya materi2nya utk difb,syukron afwan.
tafadholi… mudah2an bermanfa’at…
assalamu’alaikum. um, anti bs hub ana di email ana: diah.savitri3@gmail.com. jazakallah
Alhamdulillah..
jazakumullahu…khoiron..
smg bermanfaat dan menjadi salah satu pengingat diri..
mohon ijin u share..
ana izin buat di share di FB, jazakallah
ana izin share akh di FB. jazakumullah khoir
Assalamualaikum…Ustadz kalau antm pulang ke indonesia tlng hubungi ana, ana dan teman2 mau undang antm untuk isi kajian di masjid al amiin surabaya via radio kami radioalhikmah surabaya.
waalaikum salam warohmatulloh… insyaAlloh kita akan ketemuan… entah kapan waktunya… ana ada rencana pulang tahun depan… tapi belum tahu kepastiannya… lihat sikonnya… syukron… wassalam
muhasabah yg sangat bagus.
jzk ustad atas kunjungannya di link ana.
Assalamu’alaikum,
Mantab ust, sangat menyentuh..
masyaAllah . . .
Tabarokallah . . .
syair yg bagus!!!, m’ngingatkn kt akn k’matian
jazakallahu khoir ya ustadz . . .
assalamu’alaikum.
salam kenal untuk antum sekeluarga dari kami sekeluarga juga. kami merasa senang dengan blog ini. kalau boleh ana pengen kenal dengan ummu Syblie yang juga menjadi pembaca blog antum.
Assalammu’alaikum,afwan ustdz,ana mau balas kenalan ummu Fathimah,dimana harus ana hubungi?syukron afwan
assalamu’alaikum…
jazakallahu khairan ya ustadz….
assalamu’alaykum,
ustadz ijin co-pas ya..? mo sy posting di blog saya.
jazakumullah khoiron
Abdullah
Kuala Lumpur
assalamu’alaikum ustadz
barakallahu fik,
afwan ustadz baru bisa mampir nih, semoga ana bisa mengambil banyak faedah dari artikel-2 ustadz,
jazakallahu khairan, semoga Allah senantiasa menjaga antum ustadz
masya Allahu ‘alaik..
izin share juga ustadz..
jazakumullahu khairan..
Assalamu’alaikum
Ustadz sebelumnya ana minta maaf ya,
ana sudah mengcopy-paste artikel2 dan syair antum untuk ana masukan ke facebook.soalnya ana sangat terharu apalagi saat ana membaca syair2nya.Ana ingin agar tmn2 facebook ana jg menjadi insyaf setelah membaca artikel2 tersebut.jazakumullah khairan.semoga Allah merahmati antum…
Waalaikum salam warohmatulloh…
Tidak apa2 akhi… ana justru senang jika tulisan ana disebarkan dan diambil manfaat orang lain… semoga amal kebaikan antum dibalas di sisi-Nya dengan balasan yang agung… syukron…
ustadz,
Syair di atas karya Zainal Abidin,
siapa beliau ini ? hidup di zaman kapan ?
Zainal Abidin, adalah nama julukan, sedang nama aslinya Ali.
Beliau adalah anaknya Husein, cucunya Sahabat Ali bin Abi Tholib. Kalau digabungkan jadinya: Ali bin Husein bin Ali bin Abi Tholib r.a.
Beliau hidup pada tahun 38-94 H, atau 658-712 M. Lahir dan wafatnya di Kota Madinah.
Beliau diagungkan oleh Ahlussunnah karena termasuk Ahlul Bait dan seorang yang alim, berbudi, dan wira’i.
Beliau juga diagungkan oleh Kelompok Syiah 12 Imam, mereka menganggapnya sebagai Imam keempat dari 12 Imam tersebut.
[…] bahasa oleh: Addariny, di Madinah, 21 /11/1430 […]
Assalamu’alaikum wa rohmatullohi wa barokatuh, afwan ustadz, ana sudah share tulisan antum ini di Facebook dan di Blog ana, barokallohu fiik
Assalamu’alaikum wa rohmatullohi wa barokatuh,
ana ijin mengcopy-paste artikel2 dan syair antum untuk ana masukan ke facebook……Barokallohu fiik…..Jazakumullah Khairan ….
Subhanallah… Mudah-mudahan dapat mengingatkan hati yang sering lalai ini.↲Waffaqanallahu waiyyakum lima yuhibbuhu wayardhah.
Subhanallah..
So touching..
ana Ijin copas, jazzakallahu khoir..
jazaakallohu khoiron..
ana izin copas n share di fb n blog ana ustadz..
smoga Alloh mnjaga antum… barokallohu fiyk..
syair yg betul2 menggugah….ana izin share di fb ana stadz..
allah yubaarik fiikum…
jazaakallohu khoiron….atas ilmuny ijin copas
jazakallahu khair ust
saya izin share ust
ijin copas ustadz, untuk ana taruh di blog. juga syair-syair yang lain. jazaakallah khoir